Skip to main content

Teman Hidup


Judul [Teman Hidup]
Pengarang [Andaru Intan]
Penerbit [DIVA Press]
Tempat Terbit [Yogyakarta]
Tahun Terbit [2017]
Cetakan [Pertama]
Ukuran [14 cm x 20 cm]
Jumlah Halaman [376 hlm]
ISBN [978-602-391-382-4]

Sinopsis

Teman Hidup menjadi sebuah novel yang ditulis oleh Andaru Intan. Entah dilatarbelakangi dari kehidupan nyata atau hanya fiktif belaka, penulis yang sekaligus dokter muda ini, berhasil membawa kecintaannya akan alam, khususnya dalam mendaki gunung ke dalam cerita dalam novel ini. 

Kinan menjadi karakter utama yang diceritakan dalam kisah ini. Kinan hidup di keluarga yg mampu dan berkecukupan, bersama kedua orang tuanya, dan juga adik laki-lakinya, Krisna. Kinan menyelesaikan kuliahnya di jurusan hubungan internasional dengan waktu yang cepat. Kesuksesan Kinan dalam pendidikan tidak sejalan dengan kehidupan keluarganya. Semenjak ditinggal eyang, Kinan sangat merasa terpukul ditinggal sosok yang sangat dicintainya. Kinan tumbuh menjadi pribadi yang pendiam, kurang bersemangat, dan peyendiri. Ditambah dengan hubungan orang tuanya yang mulai renggang, sampai muncul kata perceraian di antara mereka, membuat Kinan semakin depresi. Dari situasi yang tidak diharapkan tersebut Kinan mengucap nadzar jika kedua orang tuanya tetap bersama Kinan akan melakukan backpacker ke alam bebas selama satu bulan.

Tuhan mengatur jalan hidup manusia, mau tidak mau Kinan harus melakukan nadzarnya. Kedua orang tua Kinan kembali akur dan tidak melangsungkan perceraian. Tanpa sepengetahuan orang tuanya, Kinan memulai petualangan baru dalam hidupnya demi memenuhi nadzar yang telah terucap. Tuhan memang mengatur jalan hidup manusia, dan Kinan pun mendapat banyak pelajaran dan pengalaman seru dalam perjalanan tersebut yang mampu mengubah kepribadiannya sendiri.

Pengalaman backpacker pertama Kinan tidak akan berkesan dan berjalan lancar tanpa kehadiran sosok Jati. Seorang mahasiswa jurusan astronomi yang juga pencinta alam memiliki kegemaran dalam mendaki gunung. Mereka bertemu tidak disengaja di dalam sebuah kereta api. Karena Kinan mengetahui kalau Jati akan melakukan pendakian ke gunung Bromo, dia memutuskan untuk ikut dalam rombongan Jati yang berencana mendaki gunung Bromo.

Pendakian gunung Bromo dibatalkan karena akses jalan menuju gunung Bromo ditutup. Kinan tetap memutuskan untuk mengikuti Jati yang berencana mendaki gunung Kawah Ijen bersama rombongan Jati yang dinamai D'Mountain. Pendakian di Kawah Ijen menjadi pendakian pertama yang dilakukan Kinan dalam petualangan backpackernya. Banyak hal yang dia pelajari dalam mendaki gunung. Di luar keindahan alam Kawah Ijen, Kinan juga merasakan betapa indahnya persahabatan yang dimiliki Jati bersama teman-temannya. Kinan sangat beruntung dapat berkenalan dengan D'Mountain khususnya Jati, yang tidak disangka akan menjadi teman backpakernya setelah selesai menikmati Kawah Ijen.

Gunung Agung - Bali,  menjadi target petualangan Kinan selanjutnya. Di sini, Kinan banyak mendapat kesempatan lebih dalam mengenal Jati. Jati memeliki rumah di Bali bersama kedua orang tuanya. Kinan pun diajak tinggal di rumah Jati selama beberapa hari sambil memberi pelatihan tentang cara mendaki gunung Agung. Kinan sempat mengalami kecelakaan kecil saat memulai pendakian gunung Agung yang menjadikannya ragu untuk melanjutkan perjalannya. Namun, karena dukungan dari Jati, Kinan pun melanjutkan petualangannya.

Lombok menjadi tujuan perjalanan Kinan berikutnya. Jati tetap menjadi teman perjalanan Kinan selama menjelajahi daerah Lombok. Setelah Lombok, mereka melanjutkan perjalanan ke timur, Labuan Bajo. Di tempat ini mulai tumbuh benih-benih cinta di antara dua insan tersebut meski belum ada pengungkapan yang keluar dari mulut mereka masing-masing.

Labuan Bajo menjadi tempat perpisahan mereka karena Jati harus balik ke Bali menemui ayahnya. Kinan tetap melanjutkan perjalanannya dan kembali pulang ke rumahnya setelah satu bulan menyelesaikan nadzarnya melakukan perjalanan backpacker. Meski berpisah, Kinan tidak dapat menyangkal akan rasa indah yang semakin tumbuh dan membesar di hatinya tertuju pada teman perjalanannya, Jati. Di sisi lain, Jati juga tidak bisa melupakan Kinan yang telah menetap dalam hati dan pikirannya.

Jodoh yang dikirim oleh Tuhan, tidak akan pergi kemana, asal ada usaha, Tuhan pun akan mempertemukannya kembali. Karena tidak bisa membendung perasaannya lagi, Kinan berencana untuk kembali menemui Jati. Pertemuan mereka pun terjadi, di Ternate , Maluku Utara pada saat momen gerhana matahari. Mereka memutuskan untuk melakukan pendakian kembali. Gunung Tidore, di puncak Kie Matubu, menjadi momen yang sangat berkesan bagi mereka berdua. Jati mengutarakan apa yang dirasakannya dan begitu juga Kinan, yang tak bisa menyimpan lagi perasaannya kepada Jati.

Kisah asmara dua insan ini dikahiri di lokasi di mana mereka pertama kali berjumpa. Kereta api menjadi saksi pertemuan dua insan yang diliput asmara. Tuhan akan mempertemukan dan mempersatukan pasangan teman hidup untuk selalu bersama menjalani petualangan hidup yang panjang sepanjang masa.

Kelebihan

Gaya bahasa yang digunakan Andaru dalam novel ini sangat mudah dipahami. Pembaca akan terbawa dengan gaya penceritaan yang ditampilkan dan menawarkan efek penasaran yang akan membuat pembaca ingin meneruskan membaca. Selain itu, banyak juga diberikan flashback kejadian yang secara langsung akan mengingatkan kita akan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi sehingga menjadikan kisah ini seperti cerita yang utuh.

Latar yang ditampilkan pun sangat detail dijelaskan dalam setiap chapternya. Penjelasan lokasi di tempat-tempat yang dikunjungi Kinan saat petualangan backpackernya seakan-akan membuat saya ikut merasa ada di sana khususnya saat chapter petualangan Kinan di Bali karena saya sendiri orang Bali. Saat Andaru menjelaskan jalanan berliuk-liuk menuju pantai Pandawa, patung Pandawa Lima, hingga extreme nya rute pendakian gunung Agung sukses membuat saya merasa ada di dalam cerita. 

Selain gaya bahasa dan latar, novel Teman Hidup mampu meberikan banyak amanat edukatif dalam penulisannya. Bagaimana cara mengeset alarm saat mendaki gunung, menyusun barang-barang bawaan dalam carier, persiapan-persiapan apa yang perlu dilakukan jika ingin melakukan backpacker dan juga informasi mengenai astronomi yang disampaikan lewat karakter Jati. Informasi ini menjadi wawasan yang baru bagi saya yang notabene awam dalam melakukan backpacker. Banyak juga pesan moral yang bisa kita ambil dari kisah hidup karakter-karakternya. Kita diajarkan untuk selalu bersyukur atas nikmat hidup ini, membuang sampah pada tempatnya, tidak mudah menyerah dengan tujuan kita apabila mendapat banyak rintangan dalam hidup, taat beribadah, peduli, tolong menolong, dan masih banyak lagi.

Kekurangan

Selain keunggulan-keunggulan di atas, mungkin beberapa deskripsi berikut bisa dijadikan kritikan dari novel ini sehingga dapat menjadikannya lebih baik kedepannya. Deskripsi di bawah murni dari sudut pandang saya.

Terdapat kesalahan pada penulisan kata pada halaman 224 seharusnya "pura" tapi ditulis "pure". Pada halaman 357 terdapat kelebihan tanda titik (.) setelah kata "sekarang". Hal ini sama sekali tidak mengubah isi cerita (maaf kalau terlalu absurb untuk point ini 😅 he he he).

Pada chapter 11, saat Kinan dan Jati diceritakan mendaki gunung Agung. Maaf, kenapa kisah pendakian gunung Agung tidak dilanjutkan setelah kejadian kecelakann yang dialami Kinan dan Putu, teman Jati? Padahal saya sangat menikmati setting nya, dan agak kecewa karena setelah pemeriksaan di rumah sakit, perjalanan Kinan dilanjutkan ke Lombok. Sayang saja kalau momen pendakian gunung Agung tidak dituntaskan dalam kisah ini.

Chapter 14 " Cintailah yang di Bumi dan Yang di Langit akan Mencintaimu" juga menjadi sorotan saya. Dalam chapter ini, kisah kedekatan antara Kinan dan Jati sangat pendek dijelaskan jika dibandingkan dengan chapter-chapter yang lainnya. Di samping obyek semut kenapa tidak mengambil obyek-obyek lain juga yang ada di Lombok saat itu misal sampah di pinggir pantainya, akomodasi transportasinya, dan lain sebagainya tetapi tetap menggambarkan kesalahtingkahan dari Kinan dan Jati, yang mungkin dapat menambah kesan asmara di kedua insan tersebut. (Semoga Andaru paham maksud saya 😓, makin ga jelas ya kritikannya, hehehehe).

Bagian ending membuat saya tambah penasaran. Apa yang akan terjadi di gunung Papandayaan? Dan bagaimana kelanjutan kisah sepasang Teman Hidup, Kinan-Jati, setelah ini? Apakah akan muncul Teman Hidup Jilid 2? (Hehehehe, kayaknya ini bukan kritik, tapi kekepoan 😶).

Kesimpulan

Novel Teman Hidup ini layak untuk dibaca, recomended beud! Banyak pelajaran yang bisa kita ambil. Novel ini menggugah pembaca untuk berani melakukan hal-hal baru, bertemu orang-orang baru, melakukan petualangan dan melakukan hal-hal absurb yang tetap dalam batas kewajaran dan tidak melanggar aturan.

Sukses selalu untuk Andaru Intan, terima 
kasih sudah menulis.

Comments

Popular posts from this blog

The Quotes from "Auggie & Me (Three Wonder Stories)"

Book Tittle [Augie & Me : Three Wonder Stories] Author [R.J. Palacio] Publisher [Alfred A. Knopf, New York] This book is kind of the serie of the first book "Wonder". In this serie Palacio tells us the stories of Auggie Pullman (as the main character) from three different character's prespective. The first chapter is about Julian as Auggie's friend that difficultly accepts Auggie at the Beecher Prep middle school. The second chapter is about Chirstopher as Auggie's oldest friend that studies in different school. And the last chapter tells us about Charlotte as Auggie's welcome buddy at school. This book could tell us the age of middle school kids. How do they socialize, interact, their stage, activities, teenange problems,  friendshipness, encourage to do kindness, and so on. I think this book is recommended to parents and teachers even the teenanger who have or teach and role as a middle school kid. In this article I focused on the quotes that