Judul [Nyunnyan .... Nyunnyen .... (Kumpulan naskah drama terbaik Temu Pekerja Teater Perempuan 2004 - 2005)]
Pengantar [Kepala Taman Budaya Prop. Bali, Cok Sawitri, Jiwa Atmadja]
Penerbit [Kelompok Tulus Ngayah dan Taman Budaya Prop. Bali]
Tempat Terbit [Denpasar]
Tahun Terbit [2005]
Cetakan [Pertama]
Ukuran [14.5 cm x 21 cm]
Jumlah Halaman [xv + 148 hal]
ISBN [979-96183-0-9]
Buku ini merupakan dokumentasi dari hasil lomba cipta naskah teater 2004-2005 dan parade teater se-Bali pada tanggal 21-27 April 2005. Buku ini menyajikan 6 naskah terbaik dari lomba tersebut. Naskah-naskah ini menonjolkan karakter perempuan di dalam penulisaanya. Berikut ulasan singkat dari enam naskah yang terpilih.
Adorasi Kiaq Miten (Frans Wisnu Murti)
Naskah ini disusun berdasar pada kisah roman yang terjadi di tanah Flores Timur. Sebuah percintaan tidak selamanya berawal dari pihak laki-laki, perempuan pun dapat memulai duluan kisah cinta itu.
AIB (Ni Ketut Ayu Puspita Dewi)
Naskah ini menngambarkan situasi masa kini di masyarakat. Seorang anak perempuan harus menanggung aib akibat pelecehan seksual yang dilakukan oleh ayah kandungnya sendiri.
Harga Vagina (Maliana)
Pelacur menjadi karakter utama dari naskah ini. Malianna mendeskripsikan peran seorang pelacur dalam perkembangan pembangunan di negara ini.
Kuntum Jelaga (I Gusti Ayu Komang Willyani)
Kuntum, yang menjadi karakter utama dalam naskah ini, harus berjuang dalam hidupnya dari cemoohan orang yang menganggapnya nista menjadi anak seorang pelacur. Di sisi lain, Kuntum juga diperkenalkan sebagai sosok yang terus berjuang dalam mencapai impiannya menjadi seorang pelukis terkenal.
Negeri Perempuan (Kadek Sonia Piscayanti)
Emansipasi perempuan menjadi dasar dari penulisan naskah drama ini. Pencipta naskah mecoba menyuguhkan dialog yang bersifat pengulangan kontradiktif. Posisi laki-laki yang pasalnya dapat memperdaya perempuan akhirnya dibalik oleh penulis naskah.
Nyunnyan... Nyunnyen (Luh Arik Sariadi)
Perjuangan seorang perempuan yang gigih mengejar mimpinya, berani mengutarakan pendapat dan memilih jalan hidupnya menjadi dasar dari penciptaan naskah ini. Kepedihan yang dialami tokoh utama tidak membuat dirinya mengubah apa yang menjadi impian dan tujuan hidupnya dari awal.
Dari semua naskah yang dicantumkan dalam buku ini, dapat dilihat kalau diperlukan skill dan ketentuan khusus dalam penulisan naskah drama yang baik. Mulai dari pengenalan tokoh, penjelasan setting, prolog, epilog, sampai penjelasan mimik dari karakter-karakternya sangat diperlukan dalam penulisan naskah. Hal-hal tersebut perlu diperhatikan karena sebuah pementasan drama (teater) ditentukan pula dari penulisan naskah drama tersebut. Setiap naskah dari buku ini juga menganggkat kearifan lokal khususnya di Bali seperti penggunaan nama saapaan, salam, dan tradisi.
Mungkin akan lebih baik jika dalam pengantar buku ini juga dijelaskan tentang alasan-alasan yang menjadi pertimbangan atau dasar kenapa enam naskah di atas terpilih dan diterbitkan pada buku ini.
Buku ini layak untuk dibaca khususnya untuk generasi-generasi muda di bidang teater agar dapat menjadi motivasi dalam menyusun sebuah naskah drama kedepannya. Lewat penulisan naskah drama, mari kita cintai budaya-budaya Indonesia.
Comments
Post a Comment