Tit. Tit. Tit. Tit ... dering alarm menggangu Minggu pagiku. Waktu yang telah diatur pukul lima subuh kini sudah menunjukkan pukul 05:15. Aku segera bangkit dan mengutak-atik tempat tidur supaya terlihat lebih rapi tepat setelah kupadamkan sumber suara membosankan itu. Kuteguk air mineral yang selalu setia mendampingiku terlelap sebelum petang. Selanjutnya, kubilas tubuh ini agar terasa lebih segar untuk menjalankan rencanaku hari ini. Tepat pukul 6 pagi, kunaiki matic hitam melaju menelusuri jalanan pagi sambil diiringi gema puja Tri Sandya disetiap balai banjar yang kulewati. Di ufuk timur langit telah merona membuatku menarik gas lebih kencang. Jalanan masih lenggang kala itu. Tampak terlihat beberapa pemuda mengayuh sepeda menikmati suasana pagi. Beberapa orang lagi asik berlari dengan mengenakan sepatu olahraga mereka. Setelah dua puluhan kilo meter berjalan, tampak langit timur semakin terang. Kuarahkan si hitam menuju pantai terdekat di daerah Sanur. Pantai Matahari
a winner never quits, a quitter never wins